Menurut bahasa, tauhid adalah Bahasa Arab yang berarti mengesakan atau menganggap sesuatu itu esa atau tunggal. Dalam ajaran Islam, yang dimaksud dengan tauhid adalah keyakinan akan keesaan Allah swt. Sebagai Tuhan yang telah menciptakan, memelihara, dan menentukan segala sesuatu yang ada di alam ini.
Terdapat tiga macam tauhid menurut Ibnu Taimiyah. Pada abad ketujuh hijriah, Ibnu Taimiyah membuat konsep tauhid yang memiliki beberapa konsekuensi sangat berat. Ketiga macam tauhid tersebut berupa rububiyah, uluhiyah dan al-asmâ’ was-shifât.
1. Tauhid rububiyah
Tauhid rububiyah yang merupakan salah satu bentuk tauhid atau mengesakan Allah ini memiliki arti beriman hanya kepada Allah, satu-satunya Zat yang memiliki kekuasaan mutlak, memiliki hak mutlak untuk mengatur, menciptakan, merencanakan, hingga menjaga jalannya alam semesta. Tauhid rububiyah ini sering kita jumpai dalilnya dalam Alquran yang menerangkan tentang kekuasaan Allah.
2. Tauhid uluhiyah
Tauhid Uluhiyah Allah adalah mengesakan segala wujud peribadatan untuk Allah, seperti berdo’a, menginginkan, tawakal, takut, meminta, menyembelih, bernadzar, cinta, dan selainnya dari jenis-jenis ibadah yang sudah diajarkan Allah dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
3. Tauhid Asma’ Was-shifat
Tauhid Asma‘ was Shifat merupakan bagian dari mentauhidkan (mengesakan) Allah dalam akidah Islam. Tauhid ini merupakan bentuk penerapan pengesaan dari makhluk terhadap Allah mengenai nama-nama-Nya dan sifat–sifat-Nya, yang mana nama-nama dan sifat–sifat ini telah diatributkan oleh-Nya sendiri.