Kimia Hijau Dan 12 Prinsipnya

Pendekatan Kimia Hijau


Tujuan utama dari pendekatan kimia hijau adalah menciptakan zat-zat kimia yang lebih baik dan aman, sebagaimana dijelaskan dalam jurnal bertajuk Kimia Hijau dan Pembangunan Kesehatan yang Berkelanjutan di Perkotaan oleh Dina Mustafa.

Bersamaan dengan hal tersebut, pendekatan ini juga berupaya memilah-milah cara yang paling aman dan efisien untuk menyintesis zat-zat tersebut serta mengurangi sampah kimia yang dihasilkan.

Tujuan penghilangan dampak buruk dilakukan sejak pada tahap perancangan. Pencegahan bahaya pada proses pembuatan zat kimia akan memberikan manfaat bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

Moto dari pendekatan kimia hijau adalah “lebih baik, lebih mudah, dan lebih murah untuk merancang, dan mengembangkan proses-proses dan senyawa yang ramah lingkungan daripada mengatasi akibat buruk dari proses dan produk kimia yang berbahaya bagi lingkungan”

Moto tersebut menjelaskan bahwa mencegah terjadinya polusi lingkungan oleh proses dan produk kimia yang berbahaya jauh lebih baik daripada menangani polusi kimia yang sudah terjadi.

Ide kimia hijau merupakan respons atas pengembangan dan pemanfaatan zat-zat kimia yang tanpa kendali sehingga dapat menjadi kontaminan di alam. Zat-zat tersebut dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan makhluk hidup lainnya melalui tanah, air, debu, dan udara.

Prinsip-prinsip Kimia Hijau
Adapun 12 prinsip kimia hijau sebagai berikut, seperti disebutkan dalam artikel ilmiah berjudul Konsep Pengetahuan Lingkungan Green Chemistry Pada Program Studi Pendidikan Biologi karya Maria Ulfah dkk:

1. Mencegah terbentuknya polutan proses kimia dengan cara merancang sintesis kimia yang mencegah terbentuknya sampah atau polutan.
2. Merancang bahan kimia dan produk turunannya yang aman sehingga menghasilkan produk kimia yang efektif rendah atau tanpa efek racun.
3. Merancang sintesis kimia yang tidak berbahaya.
4. Memanfaatkan bahan baku dalam proses kimia dari material terbarukan.
5. Menggunakan katalis.
6. Menghindari proses derivatisasi terhadap senyawa kimia.
7. Memaksimalkan ekonomi atom dengan cara merancang proses.
8. Penggunaan pelarut dan kondisi reaksi yang lebih aman dengan cara mencoba menghindari penggunaan pelarut,      agen pemisah, atau bahan kimia pembantu lainnya.
9. Meningkatkan efisiensi energi dengan melakukan reaksi pada kondisi mendekati atau sama dengan kondisi al             amiah.
10. Merancang bahan kimia dan produknya yang dapat terdegradasi setelah digunakan menjadi material tidak berbahaya atau tidak terakumulasi setelah digunakan.
11. Analisis pada waktu bersamaan dengan proses produksi untuk mencegah polusi.
12. Memperkecil potensi kecelakaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *